ISOMERI
STRUKTUR SENYAWA HIDROKARBON DAN SISTEM NOMENKLATUR
A. SISTEM
NOMENKLATUR
Pada sistem ini
pemberian nama senyawa karbon didasarkan pada aturan IUPAC (Internasional Union
of pure and applied Chemistry).
IUPAC dibentuk pada tahun 1919 oleh
ahli kimia dari industry dan akademis. IUPAC telah diakui sebagai otoritas
dunia pada nomenklatur kimia, terminology, metode standar untuk pengukuran,
berat atom, dan banyak data kritis evaluasi lainnya.IUPAC adalah sebuah
asosiasi badan, Organisasi Mengikuti Nasional, yang mewakili Negara-negara
anggota ahli kimia yang berbeda.
IUPAC melayani usaha ilmiah
Internasional dalam fungsi ganda dari sebuah ilmu pengetahuan dasar dan
berorientasi pada misi Uni. Uni berada pada posisi yang unik untuk
berkontribusi pada ilmu kimia pusat interdisipliner. Penguatan kimia
Internasional, berjuang menuju standar tinggi inspiratif keunggulan dan
relevansi dalam penelitian akademik dan industry serta mempromosikan pelayanan
kimia untuk masyarakat dan isu-isu global, ini adalah visi yang membentuk
kegiatan IUPAC terhadap abad ke-21 pada saat ini.
Aturan untuk penamaan ion kompleks.
1.
Kation dituliskan terlebih dahulu dari
pada anionnya. Pada dasarnya aturan ini sesuai dengan penamaan garam sederhana
seperti NaCl.
2.
Pada ion kompleks atau kompleks netral, maka
nama gugus ligan ditulis lebih dahulu diikuti oleh logam pusat. Aturan ini pun
berlawanan dengan rumus yang ditulis (dimana symbol logam terdapat di awal
rumus).
3.
Pada penamaan ligan, akhiran
“o”digunakan untuk anion, dengan kata lain, “ida” diganti dengan “o”, “at”
menjadi “ato”, “it” menjadi “ito”.
4.
Jika ligan merupakan molekul netral, maka digunakan nama molekul
itu sendiri tanpa perubahan. Hanya saja pengecualian untuk empat molekul, yaitu
H2O, NH3, CO, dan
NO.
5.
Awalan Yunani mono=1, di=2, tri=3,
tetra=4, penta=5, heksa=6, digunakan untuk menunjukkan jumlah tiap jenis gugus
ligan. Misalnya, yaitu dikloro menunjukkan dua ion Cl- sebagai
ligan, dan pentaqua, lima molekul H2O. selain itu, juga digunakan
awalan bis=2, tris=3, tetratis=4, dan sebagainya, hal ini dibuat untuk
menghindari kekacauan jika nama ligan sendiri mengandung awalan.
6.
Ligan diberi nama berdasarkan urutan
abjad. Misalnya, jika empat molekul H2O dan dua ion Cl-
merupakan ligan suatu ion kompleks, mereka dinamakan dalam urutan tetraaquadikloro. Dalam hal ini, awalan
tidak diperhatikan dalam penyusunan berdasarkan abjad (aqua mendahului kloro).
7.
Bilangan oksidasi ion logam pusat pada
suatu kation kompleks ditandai dengan
suatu angka romawi diletakkan dalam tanda kurung mengikuti nama ion.
Nama logam tetap tak berubah. Contohnya, seperti ion [Co(NH3)6]3+,
misalnya disebut ion heksa aminakobalt (III).
8.
Pada anion kompleks bilangan oksidasi
ion logam pusat pada suatu kation kompleks ditandai dengan suatu angka romawi
dan nama ion pusat dimodifikasi menjadi berakhiran “at”. Misalnya, seperti ion
[Al(H2O)2 (OH)4]- disebut juga ion diaquatetrahidrokso aluminat (III).
Meskipun kebanyakan ion kompleks
dan senyawa koordinasi dinamakan sesuai aturan di atas, beberapa nama
unsure-unsur yang umum masih digunakan. Misalnya, seperti ion-ion ferosianida
[Fe(CN)6]4- dan
ferisiamida [Fe(CN)6]3-.
Isomer struktur
adalah molekul dengan rumus molekul yang sama tetapi rangka strukturnya
berbeda. Isomer struktur terbagi atas tiga jenis diantaranya yaitu sebagai
berikut:
1.
Isomer
Rantai (rangka)
Isomer rantai
atau bisa dikenal dengan isomer cabang atau posisi adalah perbedaan struktur
karena adanya percabangan atau perbedaan letak (posisi) gugus fungsional pada
rantai senyawa organic baik yang terbuka (alisiklik) maupun rantai yang
tertutup (siklik).
2.
Isomer
Fungsional
Pada isomer ini
mempunyai rumus molekul yang sama tetapi strukturnya berbeda yang disebabkan
perbedaan gugus fungsional. Terdapat tiga golongan (kelompok) senyawa yang
berisomer fungsional yaitu: alcohol-eter, aldehid-keton, dan asam
karboksilat-ester.
3.
Isomer
Posisi
Isomer posisi
yaitu terdapatnya beberapa senyawa yang mempuunyai rumus molekul sama, tetapi
mempunyai posisi gugus fungsi yang berbeda. Senyawa-senyawa yang berisomer
posisi pada dasarnya mempunyai sifat fisik yang berbeda. Contohnya sebagai
berikut:
Terdapat dua
atau lebih spesies yang mempunyai komposisi (rumus molekul) sama tetapi mempunyai
struktur dan sifat yang berbeda disebut isomer.
Terdapat beberapa jenis keisomeran ysng terjadi pada ion kompleks dan senyawa
koordinasi.
a.
Keisomeran
ionisasi
Pada isomer ini
jumlah dan jenis gugus yang sama terjadi pada dua senyawa koordinasi. Meskipun,
memiliki rumus yang sama, tetapi kedua-senyawa tersebut tidak identik.
Misalnya, pada senyawa SO42- merupakan bagian dari
octahedral ion kompleks, Cl- merupakan anion bebas dari senyawa
koordinasi. Pada senyawa peranan SO42- dan Cl-
dibalik. Seperti pada contoh sebagai berikut:
[Cr(NH3)5SO4]Cl = pentaaminasulfatatokromium(III)klorida
[Cr(NH3)5Cl]SO4 = pentaaminaklorokromium (III)sulfat
b.
Keisomeran
koordinasi
Kejadian yang
sama akan terjadi pula jika sebuah senyawa koordinasi tersusun oleh kation dan
anion yang kefua-duanya kompleks. Ligan mungkin tersebar secara berbeda di
antara kedua ion kompleks, sehingga komposisi dan rumus empiris senyawa
koordinasinya sama. Misalnya, seperti pada contoh sebagai berikut:
[Co(en)3][Cr(ox)3]
= tris(etilendiamina)kobalt(III)tris(oksalato)kromat(III)
[Cr(en)3][Co(ox)3]
=tris(etilendiamina)kromiun(III)tris(oksalato)kobalt(III)
c.
Keisomeran
ikatan
Beberapa ligan
mungkin akan terikat pada ion logam pusat dengan cara yang berbeda. Misalnya,
ion nitrit mempunyai pasangan electron yang dapat membentuk ikatan koordinasi
pada atom N dan O.
Gambar:
Pengikatan ligan baik melalui atom
O dan N, tidak memengaruhi rumus ion kompleks. Tetapi, sifat ion kompleks
memungkinkan dipengaruhi.
C. ISOMER
PADA ALKANA
Rumus molekul alkana
adalah CnH2n+2. Deret homolog alkana mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Mempunyai
rumus umum, untuk deret homolog adalah CnH2n+2.
2. Antara
satu anggota ke anggota berikutnya mempunyai pembeda CH2
3. Selisih
massa rumus antara satu anggota ke anggota berikutnya adalah 14
4. Semakin
panjang rantai atom karbonnya, semakin tinggi titik didihnya.
Alkana yang
paling sederhana adalah metana. Pada dasarnya anggota-anggota alkana
selanjutnya terbentuk dengan menambahkan karbon dan hydrogen yang bersesuaian
untuk menjenuhkan valensi atom karbon itu sendiri.
Alkana yang tak
bercabang disebut alkana normal. Angota-anggota di dalam alkana mempunyai sifat
kimia dan sifat fisika yang hampir bersamaan (titik didih dan berat jenisnya)
hanya akan berubah dengan bertambahnya jumlah atom karbon dalam rangkaia.\
tabel homolog alkanan beserta titik didih dan titik leleh :
tabel homolog alkanan beserta titik didih dan titik leleh :
Perlu diketahui
bahwa persenyawaan yang mengandung rantai cabang mempunyai titik didih lebih
rendah dari pada isomernya yang mempunyai rantai lurus, sebab persenyawaan
rantai bercabang tak dapat menjajarkan molekul-molekulnya sedekat mungkin
seperti rantai lurus sehingga gaya tarik-menarik antar molekulnya lebih kecil.
Pada dasarnya,
struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4,
C2H6, dan C3H8. Hal tersebut
terjadi karena, hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur
ikatannya sehingga memiliki rumus molekul dan rumus struktur molekul yang sama.
Di dalam alkana
juga terdapat yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur molekulnya
berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10
mempunyai dua kemungkinan struktur ikatan untuk menata ataom-atom karbonnya.
Perbedaan antara
senyawa n-butana dengan 2-metil-propana adalah pada kerangka rantai karbonnya.
Rantai n-butana tidak bercabang sedangkan 2-metil-propana rantainya memiliki
cabang pada atom C-2. Sehingga, perbedaan struktur kedua senyawa tersebut
mengakibatkan kedua sifat, dimana titik didih n-butana adalah -0,40C
sedangkan titik didih 2-metil-propana adalah -11,60C.
Sehingga pada
senyawa-senyawa tersebut termasuk isomer rangka, karena perbedaan hanya pada
kerangka strukturnya.
Untuk pentane (C5H12)
memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan yaitu sebagai berikut:
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya jumlah atom c pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya .
Berikan contoh senyawa yang berisomer fungsional yaitu dari dan asam karboksilat-ester?
BalasHapusMengapa Pengikatan ligan melalui atom O dan N, tidak memengaruhi rumus ion kompleks tetapi, sifat ion kompleks dipengaruhi?
BalasHapussangat membantu postingannya.. selalu postingan yang bermafaat ya
BalasHapusmakasih
Bisakah anda memberi gambaran untuk bagian keisomeran ikatan?
BalasHapusmenurut saya blog anda sudah bagus, hanya saja lebih dijelaskan secara konkrit lagi.
BalasHapus