A.
TUGAS TERSTRUKTUR
Tugas
Tatap Muka Ke-2 dan Ke-3
1. Menurut
Louis de Broglie bahwa electron mempunyai sifat gelombang sekaligus juga
partikel. Jelaskan keterkaitannya dengan teori mekanika kuantum dan teori
orbital molekul!
Jawaban:
Lous de Broglie
meneliti keberadaan gelombang melalui eksperimen difraksi berkas electron. Dari
hasil penelitiannya Louis de Broglie mengusulkan bahwa materi mempunyai sifat gelombang di samping partikel, yang dikenal
dengan prinsip dualitas. Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak
sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang
gelombang Louis de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang
berinteraksi dengannya. Dalam hal ini, diketahui bahwa partikel yang bergerak
bersifat gelombang. Sehingga, Louis Victor de Broglie menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu
sebagai materi dan sebagai gelombang.
Argument Louis de Broglie menghasilkan hal
sebagai berikut yaitu:
Einstein
: E= mc2
Max Plank : E= h.v=
Keterkaitan teori Louis de Broglie dengan
teori mekanika kuantum diantaranya, Louis
de Broglie mengemukakan bahwa partikel
juga bersifat sebagai gelombang. Dengan demikian partikel mempunyai panjang
gelombang yang dinyatakan dengan persamaan berikut:
Teori orbital molekul menggambarkan
ikatan kovalen melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi
orbital-orbital atom dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan
molekul secara keseluruhan.
Teori orbital molekul adalah teori yang
menjelaskan ikatan kimia melalui diagram orbital molekul.
Sifat magnet dan sifat-sifat molekul
dapat dengan mudah dijelaskan dengan menggunakan pendekatan mekanika kuantun
lain yang disebut dengan teori orbital molekul. Sehingga, antara teori Louis de
Broglie dan teori orbital molekul sangat berkaitan karena pada dasarnya teori
yang di kemukakan oleh Louis de Broglie yaitu electron mempunyai sifat
gelombang sekaligus partikel yang berhubungan dengan teori mekanika kuantum.
Dalam orbital molekul ikatan kerapatan
electron lebih besar diantara inti atom yang berikatan. Sementara dalam orbital
molekul antiikatan, kerapatan electron , mendekati nol diantara inti. Perbedaan
ini dapat dipahami bila kita mengingat sifat gelombang pada electron. Sehingga,
dalam hal ini dapat dikatakan teori Louis De Broglie digunakan dalam teori
orbital molekul.
2.
Bila absorpsi sinar UV oleh ikatan
rangkap menghasilkan promosi electron ke orbital yang berenergi lebih tinggi.
Transisi electron manakah memerlukan enegi terkecil bila sikloheksena berpindah
ketingkat tereksitasi?
Jawaban:
Energy yang dimiliki sinar UV mampu
menyebabkan perpindahan electron (promosi electron) atau yang disebut transisi
elektronik. Dalam hal ini, transisi elektronik daoat diartikan sebagai
perpindahan electron dari satu orbital ke orbital yang lain. disebut transisi
elektronik karena electron yang menempati satu orbital dengan energy terendah
dapat berpindah keorbital lainyang memiliki orbital lebih tinggi jika menyerap
energy, begitu pun sebaliknya electron dapat berpindah dari orbital yang
memiliki energi lebih rendah jika melepaskan energim. Energy yang diserap atau
diterima berupa radiasi elektromagnetik.
Pada transisi elektronik inti-inti atom
dapat dianggap berada pada posisi yang tepat. Hal ini dikenal dengan prinsip
Franck-Condon. Dalam proses transisi ini tidak semua electron ikatan
terpromosikan ke orbital antiikatan.
Berdasarkan jenis orbital tersebut,
jenis-jenis transisi elektronik dibedakan atas: 1.
Transisi σ …..> σ*
2.Transisi π……> π*
3.Transisi n……>
4. Transisi n……> σ*
Keterangan:
σ : senyawa-senyawa yang mempunyai
ikatan tunggal
π : senyawa-senyawa yang mempunyai
ikatan rangkap
n : menyatakan orbital non-ikatan, untuk
senyawa-senyawa yang mempunyai
electron bebas.
σ* dan π*: merupakan oebital yang kosong
(tanpa electron)
gambar:
pada
gambar di atas transisi dari σ
dan π*
sebenarnya tidak ada. Pada setiap jenis transisi elektronik yang terjadi
terdapat karakter dan melibatkan energy yang berbeda.
Transisi
π……> π* pada ikatan ganda terisolasi mempunyai puncak absorbs di daerah UV
vakum tetapi transisi π……> π* tergantung pada konjugasi ikatan ganda dengan
suatu gugus fungsi subtituen. Akibatnya, tansisi π……> π* pada ikatan ganda
terkonjugasi mempunyai puncak absorbs pada daerah ultraviolet dekat dengan
panjang gelombang lebih besar dari 200 nm. Dengan demikian maka sisitem
konjugasi akan bertambah panjang maka energy yang diperlukan untuk transisi
π……> π* semakin kecil, sehingga puncak absorbs akan terjadi pada panjang
gelombang yang semakin besar. Analisi menggunakan spektrofotometer UV,
senyawa-senyawa dengan kromofor yang sama.
- Kaidah Masuknya Substituen Gugus Fungsi (Orto-Para, dan Meta)/Ion kedalam Cincin Aromatik
.
Jika
ditinjau atas dasar pengaruhnya terhadap arah serangan elektrofil, maka
gugus-gugus substituent dibedakan menjadi gugus pengarah orto-para dan gugus
pengarah meta. Yang dimaksud gugus
pengarah orto-para adalah gugus substituent yang menyebabkan arah utama
serangan elektrofil pada posisi orto dan /atau para terhadap kedudukan gugus
substituent, sedangkan gugus pengarah meta adalah gugus substituent yang
menyebabkan arah utama serangan elektrofil pada posisi meta terhadap kedudukan
gugus substituent tersebut.
Suatu
benzene yang sudah tersubstitusi dapat mengalami substitusi kedua dan
menghasilkan disubstitusi benzene. Struktur dari substitusi pertama menentukan
tempat dari substitusi kedua dalam cincin benzene. Misalnya, suatu gugus metil
dalam cincin mengarahkan suubstitusi yang akan datang terutama ke tempat orto
dan para. Sedangkan suatu gugus nitro dalam cincin benzene mengarahkan
substitusi kedua yang akn datang terutama ke tempat para.
Substituent
yang sudah ada pada cincin aromatic menentukan posisi yang diambil oleh
substituen baru. Misalnya saja: nitrasi pada toluene terutama menghasilkan
campuran orto- dan para-nitrotoluena.
Demikian
pula sebaliknya, nitrasi pada nitrobenzene pada kondisi yang serupa terutama
menghasilkan isomer meta.
·
Gugus Pengarah Orto, Para
Gugus yang ada pada cincin akan
mengarahkan substituent yang baru masuk pada posisi orto, para atau meta sesuai
dengan gugus mulanya. Gugus awal tersebut yang disebut sebagai penentu
orientasi. Perlu diketahui bahwa gugus yang merupakan activator kuat adalah gugus pengarah orto,
para. Orientasi ini terutama disebabkan oleh kemampuan substituen pengaktif
yang kuat untuk melepaskan electron, misalnya seperti: gugus amino dan gugus
hidroksil merupakan gugus activator yang baik.
Pada reaksi dibawah ini terlihat bahwa
reaksi nitrasi pada toluene, dapat dilihat bahwa ion nitronium dapat menyerang
karbon cincin yang memiliki posisi orto, meta, ataupun para terhadap gugus
meta.
Penyumbang resonansi itu ialah
karbokation tersier dan lebih stabil dari pada penyumbang lainnya, yang
merupakan karbokation sekunder. Sebalinya, sedangakn dengan serangan meta,
semua penyumbang ialah karbokation sekunder. Dengan demikian,, gugus metal
ialah pengarah orto, para keran reaksi ini dapat berangsung melalui karbo
kation.
Jika dilihat pada gambar dibawah ini,
pada gugus –F,-OH, dan –NH2 memiliki PEB (Pasangan Electron Bebas),
PEB inilah yang akn menstabilkan muatan positif yang berada di sebelahnya.
Pada turunan senyawa aromatic yang lain
seperti pada aniline juga termasuk sebagai activator yaitu gugu yang termasuk
dalam gugus pengarah orto.
Aniline gambar
Aniline
beraksi dengan cepat membentuk 2,4,6-tribromoanilina (kedua posisi orto dan
posisi para terbrominasikan).
Jadi,
semua gugus dengan electron bebas pada atom yang melekat pada cincin ialah
pengarah orto dan para.
·
Perlu untuk diketahui bahwa pengarah
meta mempunyai atom bermuatan positif yang terikat pada cincin benzene. Misalnya,
dalam rekasi nitrobenzene, gugus nitronya todak menambah kestabilan
intermedietnya. Justru sebaliknya, intermediet substitusi orto, atau para dan
keadaan transisinya kurang stabil karena adanya energy yang tinggi. Sehingga,
substitusi terjadi pada tempat meta, sebab keadaan transisi dan intermedietnya
terdapat pada tempat yang berdekatan mengandung muatn positif.
Persamaan untuk pembentukan ion
intermediet pada nitrobenzene adalah sebagai berikut:
Adanya salah satu penyumbang pada hybrid
resonansi intermediet untuk substitusi orto atau pun para memiliki dua macam
positif yang bersebelahan, yaitu susunan yang merupakan tidak diinginkan, sebab
muatan yang sama saling tolak-menolak. Pada setiap gugus pengarah meta dihubunggkan
pada cincin aromatic oleh suatu atom yang merupakan bagian dari ikatan rangkap
atau ikatan rangkap tiga, dengan ujunjg lainnya adalah atom yang lebih
elektronegatif dari pada karbon, seperti atom oksigen dan nitrogen.
Jadi, semua gugus dengan atom yang
langsung melekat pada cincin aromatic bermuatan positif atau merupakan bagian
dari ikatan majemuk dengan unsure yang lebih elektronegatif
Adalah pengarah meta.
Menurut saya jawaban yang saudari berikan sudah cukup jelas, terimakasih.
BalasHapusmenurut saya meterinya mudah dimengerti dan kalimatnya tidak berbelit-belit. trimakasih
BalasHapusmenurut saya kaidah masuknya gugus substituen orto para dan sebagainya sudah cukup bagus dijelaaskan dan mudah dimngerti ..
BalasHapusTerimaksih kak buat jawabannya. materinya sangat lengkap dan mudah di mengerti.
BalasHapusterima kasih jawaban yang sauadari berikan , bagi saya cukup jelas :)
BalasHapus