Rabu, 28 September 2016

ISOMERI STRUKTUR SENYAWA HIDROKARBON DAN SISTEM NOMENKLATUR



ISOMERI STRUKTUR SENYAWA HIDROKARBON DAN SISTEM NOMENKLATUR 


      A.    SISTEM NOMENKLATUR

Pada sistem ini pemberian nama senyawa karbon didasarkan pada aturan IUPAC (Internasional Union of pure and applied Chemistry).
IUPAC dibentuk pada tahun 1919 oleh ahli kimia dari industry dan akademis. IUPAC telah diakui sebagai otoritas dunia pada nomenklatur kimia, terminology, metode standar untuk pengukuran, berat atom, dan banyak data kritis evaluasi lainnya.IUPAC adalah sebuah asosiasi badan, Organisasi Mengikuti Nasional, yang mewakili Negara-negara anggota ahli kimia yang berbeda.
IUPAC melayani usaha ilmiah Internasional dalam fungsi ganda dari sebuah ilmu pengetahuan dasar dan berorientasi pada misi Uni. Uni berada pada posisi yang unik untuk berkontribusi pada ilmu kimia pusat interdisipliner. Penguatan kimia Internasional, berjuang menuju standar tinggi inspiratif keunggulan dan relevansi dalam penelitian akademik dan industry serta mempromosikan pelayanan kimia untuk masyarakat dan isu-isu global, ini adalah visi yang membentuk kegiatan IUPAC terhadap abad ke-21 pada saat ini.
Aturan untuk penamaan ion kompleks.
1.      Kation dituliskan terlebih dahulu dari pada anionnya. Pada dasarnya aturan ini sesuai dengan penamaan garam sederhana seperti NaCl.
2.      Pada ion kompleks atau kompleks netral, maka nama gugus ligan ditulis lebih dahulu diikuti oleh logam pusat. Aturan ini pun berlawanan dengan rumus yang ditulis (dimana symbol logam terdapat di awal rumus).
3.      Pada penamaan ligan, akhiran “o”digunakan untuk anion, dengan kata lain, “ida” diganti dengan “o”, “at” menjadi “ato”, “it” menjadi “ito”.
4.      Jika ligan merupakan  molekul netral, maka digunakan nama molekul itu sendiri tanpa perubahan. Hanya saja pengecualian untuk empat molekul, yaitu H2O, NH3, CO, dan  NO.
5.      Awalan Yunani mono=1, di=2, tri=3, tetra=4, penta=5, heksa=6, digunakan untuk menunjukkan jumlah tiap jenis gugus ligan. Misalnya, yaitu dikloro menunjukkan dua ion Cl- sebagai ligan, dan pentaqua, lima molekul H2O. selain itu, juga digunakan awalan bis=2, tris=3, tetratis=4, dan sebagainya, hal ini dibuat untuk menghindari kekacauan jika nama ligan sendiri mengandung awalan.
6.      Ligan diberi nama berdasarkan urutan abjad. Misalnya, jika empat molekul H2O dan dua ion Cl- merupakan ligan suatu ion kompleks, mereka dinamakan dalam urutan tetraaquadikloro. Dalam hal ini, awalan tidak diperhatikan dalam penyusunan berdasarkan abjad (aqua mendahului kloro).
7.      Bilangan oksidasi ion logam pusat pada suatu kation kompleks ditandai dengan  suatu angka romawi diletakkan dalam tanda kurung mengikuti nama ion. Nama logam tetap tak berubah. Contohnya, seperti ion [Co(NH36]3+, misalnya disebut ion heksa aminakobalt (III).
8.      Pada anion kompleks bilangan oksidasi ion logam pusat pada suatu kation kompleks ditandai dengan suatu angka romawi dan nama ion pusat dimodifikasi menjadi berakhiran “at”. Misalnya, seperti ion [Al(H2O)2 (OH)4]- disebut juga ion diaquatetrahidrokso aluminat (III).
Meskipun kebanyakan ion kompleks dan senyawa koordinasi dinamakan sesuai aturan di atas, beberapa nama unsure-unsur yang umum masih digunakan. Misalnya, seperti ion-ion ferosianida [Fe(CN)6]4- dan  ferisiamida [Fe(CN)6]3-.

      B.    ISOMER STRUKTURAL



Isomer struktur adalah molekul dengan rumus molekul yang sama tetapi rangka strukturnya berbeda. Isomer struktur terbagi atas tiga jenis diantaranya yaitu sebagai berikut:
1.      Isomer Rantai (rangka)
Isomer rantai atau bisa dikenal dengan isomer cabang atau posisi adalah perbedaan struktur karena adanya percabangan atau perbedaan letak (posisi) gugus fungsional pada rantai senyawa organic baik yang terbuka (alisiklik) maupun rantai yang tertutup (siklik).
Contoh:


2.      Isomer Fungsional
Pada isomer ini mempunyai rumus molekul yang sama tetapi strukturnya berbeda yang disebabkan perbedaan gugus fungsional. Terdapat tiga golongan (kelompok) senyawa yang berisomer fungsional yaitu: alcohol-eter, aldehid-keton, dan asam karboksilat-ester.
Contoh: CH3-CH2-OH (etanol) dan CH3-O-CH3 (dimetil eter)









3.      Isomer Posisi
Isomer posisi yaitu terdapatnya beberapa senyawa yang mempuunyai rumus molekul sama, tetapi mempunyai posisi gugus fungsi yang berbeda. Senyawa-senyawa yang berisomer posisi pada dasarnya mempunyai sifat fisik yang berbeda. Contohnya sebagai berikut:

Terdapat dua atau lebih spesies yang mempunyai komposisi (rumus molekul) sama tetapi mempunyai struktur dan sifat yang berbeda disebut isomer. Terdapat beberapa jenis keisomeran ysng terjadi pada ion kompleks dan senyawa koordinasi.
a.      Keisomeran ionisasi
Pada isomer ini jumlah dan jenis gugus yang sama terjadi pada dua senyawa koordinasi. Meskipun, memiliki rumus yang sama, tetapi kedua-senyawa tersebut tidak identik. Misalnya, pada senyawa SO42- merupakan bagian dari octahedral ion kompleks, Cl- merupakan anion bebas dari senyawa koordinasi. Pada senyawa peranan SO42- dan Cl- dibalik. Seperti pada contoh sebagai berikut:
[Cr(NH3)5SO4]Cl  = pentaaminasulfatatokromium(III)klorida
[Cr(NH3)5Cl]SO4  = pentaaminaklorokromium (III)sulfat
b.      Keisomeran koordinasi
Kejadian yang sama akan terjadi pula jika sebuah senyawa koordinasi tersusun oleh kation dan anion yang kefua-duanya kompleks. Ligan mungkin tersebar secara berbeda di antara kedua ion kompleks, sehingga komposisi dan rumus empiris senyawa koordinasinya sama. Misalnya, seperti pada contoh sebagai berikut:
[Co(en)3][Cr(ox)3] = tris(etilendiamina)kobalt(III)tris(oksalato)kromat(III)
[Cr(en)3][Co(ox)3] =tris(etilendiamina)kromiun(III)tris(oksalato)kobalt(III)

c.       Keisomeran ikatan
Beberapa ligan mungkin akan terikat pada ion logam pusat dengan cara yang berbeda. Misalnya, ion nitrit mempunyai pasangan electron yang dapat membentuk ikatan koordinasi pada atom N dan O.
Gambar:
Pengikatan ligan baik melalui atom O dan N, tidak memengaruhi rumus ion kompleks. Tetapi, sifat ion kompleks memungkinkan dipengaruhi.


      C.     ISOMER PADA ALKANA
Rumus molekul alkana adalah CnH2n+2. Deret homolog alkana mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Mempunyai rumus umum, untuk deret homolog adalah CnH2n+2.
2.      Antara satu anggota ke anggota berikutnya mempunyai pembeda CH2
3.      Selisih massa rumus antara satu anggota ke anggota berikutnya adalah 14
4.      Semakin panjang rantai atom karbonnya, semakin tinggi titik didihnya.
berikut ini adalah table deret homolog alkana:

Alkana yang paling sederhana adalah metana. Pada dasarnya anggota-anggota alkana selanjutnya terbentuk dengan menambahkan karbon dan hydrogen yang bersesuaian untuk menjenuhkan valensi atom karbon itu sendiri.
Alkana yang tak bercabang disebut alkana normal. Angota-anggota di dalam alkana mempunyai sifat kimia dan sifat fisika yang hampir bersamaan (titik didih dan berat jenisnya) hanya akan berubah dengan bertambahnya jumlah atom karbon dalam rangkaia.\
tabel homolog alkanan beserta titik didih dan titik leleh :
 
Perlu diketahui bahwa persenyawaan yang mengandung rantai cabang mempunyai titik didih lebih rendah dari pada isomernya yang mempunyai rantai lurus, sebab persenyawaan rantai bercabang tak dapat menjajarkan molekul-molekulnya sedekat mungkin seperti rantai lurus sehingga gaya tarik-menarik antar molekulnya lebih kecil.
Pada dasarnya, struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6, dan C3H8. Hal tersebut terjadi karena, hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga memiliki rumus molekul dan rumus struktur molekul yang sama. 

Di dalam alkana juga terdapat yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10 mempunyai dua kemungkinan struktur ikatan untuk menata ataom-atom karbonnya.
contoh: n-butana dan 2-metil-propana
Perbedaan antara senyawa n-butana dengan 2-metil-propana adalah pada kerangka rantai karbonnya. Rantai n-butana tidak bercabang sedangkan 2-metil-propana rantainya memiliki cabang pada atom C-2. Sehingga, perbedaan struktur kedua senyawa tersebut mengakibatkan kedua sifat, dimana titik didih n-butana adalah -0,40C sedangkan titik didih 2-metil-propana adalah -11,60C.
Sehingga pada senyawa-senyawa tersebut termasuk isomer rangka, karena perbedaan hanya pada kerangka strukturnya.
Untuk pentane (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan yaitu sebagai berikut:



Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya jumlah atom c pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya .



Kamis, 22 September 2016

KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK


       

KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK



       A.SENYAWA RANTAI TERBUKA

Pada senyawa ini, gugus-gugus yang terikat pada ikatana sigma dapat berotasi mengikuti ikatan tersebut. Sehingga, atom-atom tersebut pada molekul rantai terbuka dapat diasumsikan berbagai macam posisi secara relatip gugus yang satu terhadap yang lain. misalnya saja, senyawa sederhana etena, dapat memiliki banyak isomer koformasi. Dimana, isomer konformasi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul, rumus bangun, sifat kimia dan sifat fisika yang sama tetapi berbeda posisi gugusnya secara ruang akibat rotasi bebas melalui ikatan tunggal. Untuk menggambarkan konformasi dapat digunakan dua tipe formula yaitu flying wedge drawing dan proyeksi newman.
- Proyeksi Newman Alkana
Ikatan tunggal pada alkana dapat berotasi secara bebas karena rantainya terbuka. Rotasi ini akan menimbulkan adanya bentuk molekul yang disebut konformasi dan struktur yang timbul karena rotasi ini disebut conformer.
Pada proyeksi Newman digambarkan dua atom C horizontal misalkan penggambaran proyeksi Newman untuk etana adalah sebagai berikut.
Konformasi dengan sudut 00, 1200, dan 2400 disebut bentuk eklips (berimpit) atu gauche sedangkan 600, 1800, dan 3000 disebut staggered (goyangan). Konformasi staggered lebih stabil dibandingkan dengan eklips. Hal ini terjadi karena pada staggered jarak gugusnya lebih jauh (stabilitas thermodinamika).  Untuk etana perbedaan energy ini relative kecil karena ukuran atom H yang kecil.
Senyawa ini mengandung sistem rantai terbuka dari atom karbon. Rantai dapat berupa rantai lurus (tidak bercabang) atau bercabang. Senyawa rantai terbuka juga disebut senyawa alifatik. Alifatik berasal dari bahasa yunani aleiphar yang berate lemak, sebagaimana senyawa ini sebelumnya diperoleh dari lemak hewani atau nabati, atau memiliki sifat seperti lemak. Contoh senyawa rantai lurus;
CH-CH2-CH2-CH3      
CH3-CH2-CH2-CH2-OH
H2C=CH2
CH4   =  Metana
CH3CH3 =Etana
propana


                    



 


isobutana



              


 


            2,2-dimetil-propana





Dalam hal ini, berdasarkkan ikatan yang terdapat dalam rantai karbonnya, senyawa hidrokarbon alifatik dapat dibagi atas dua jenis yaitu, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Hidrokarbon jenuh
Yaitu pada rantai karbonnnya semua berikatan tunggal. hidrokarbon jenis ini disebut alkana.
Contoh senyawa hidrokarbon alifatik jenuh sebagai berikut:
1.      Hidrokarbon tak-jenuh
Yaitu pada rantai karbon terdapat ikatan rangkap dua atau tiga. Hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap dua disebut alkena, sedangkan hidrokarbon yang  mempunyai ikatan rangkap tiga disebut alkuna.

Contoh senyawa hodrokarbon alifatik tak-jenuh sebagai berikut: 
                           
                  

          Pada senyawa alifatik, atom karbon dapat saling mengikat dalam bentuk rantai lurus, maupun bercabang, atau cincin non aromatic (alisiklik), dengan iktan tunggal, ganda dan tiga ikatan koovalen. Ikatan kovalen dapat mengikat ungsur lain selain hidrrogen, diantaranya oksigen, nitrogen, belerang, dan klor.
Pada umumnya senyawa alifatik mudah terbakar, sehingga sering digunakan sebagai bahan bakar, seperti metana untuk bahan bakar kompor dan asetilena untuk pengelasan. Contok senyawa alifatik adalah: etana, isobutana, 2-metil-propana.

B.    SENYAWA RANTAI TERTUTUP

Senyawa ini mengandung satu atau lebih rantai tertutup (cincin) dan dikenal sebagai senyawa siklik atau cincin. rantai karbon tertutup diibagi menjadi 2 yaitu karbosiklik dan heterosiklik. Karbosiklik yaitu senyawa karbon yang rantai lingkarnya hanya terdiri atas atom c saja. Senyawa yang termasuk karbosiklik yaitu senyawa aromatic dan senyawa alisiklik. Sedangkan, Senyawa heterosiklik adalah senyawa yang strukturnya merupakan rantai tertutup (bentuk lingkar) dimana dalam lingkaran tersebut terdapat satu atau lebih atom bukan karbon yang disebut heteroatom.


C.     SENYAWA HOMOSIKLIK
Senyawa-senyawa dimana cincin hanya terdiri dari atom karbon disebut senyawa homosiklik. Senyawa homosiklik atau senyawa karbosiklik dibagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan senyawa aromatic

1         Senyawa Alisiklik
Sebuah cincin beranggota tiga atau lebih atom karbon menyerupai senyawa alifatik seperti dalam senyawa homosiklik disebut senyawa alisiklik. Hidrokarbon alisiklik jenuh memiliki rumus umum CnH2n. Contoh senyawa alisiklik adalah siklopropana, siklobutana, sikloheksana.




2        Senyawa Aromatik
Senyawa ini mengandung cincin benzene yaitu sebuah cincin dari enam atom karbon dengan ikatan ganda dan tunggal yang berselang-seling. Disebut senyawa aromatic karena banyak dari mereka yang memiliki bau yang harum.
Hidrokarbon aromatic sederhana dapat dibagi menjadi benzene (satu cincin, C6H6), naftalena (dua cincin, C108), antrasena (tiga cincin, C14H10).
Sifat-sifat senyawa aromatic:
1.      Sifat fisik
·         Zat cair tidak berwarna
·         Memiliki bau yang khas
·         Mudah menguap
·         Benzene digunakan sebagai pelarut
·         Tidak larut dalam pelarut polar sepertin air tetapi larut dalam senyawa yang kurang polar seperti eter dan tetraklorometana.
·         Larut dalam berbagai pelarut organic
2.      Sifat kimia
·         Bersifat toksik karsinogenik
·         Merupakan senyawa nonpolar
·         Tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
·         Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.




D.     SENYAWA HETEROSIKLIK   
Senyawa heterosiklik adalah senyawa yang strukturnya merupakan rantai tertutup (bentuk lingkar) dimana dalam lingkaran tersebut terdapat satu atau lebih atom bukan karbon yang disebut heteroatom. Jadi, ketika lebih dari satu jenis atom berada dalam satu senyawa cincin, mereka dikenal sebagai senyawa heterosiklik. Dan dalam senyawa ini umumnya satu atau lebih atom unsure seperti nitrogen “N”, oksigen “O”, atau sulfur “S” ada di dalam cincin. Atom selain karbon yaitu N, O, atau S yang ada dalam cincin disebut heteroatom. Senyawa heterosiklik dengan lima dan enam atom disebut sebagai heterosiklik beranggota lima dan enam. Contohnya adalah piridin, firan, tiofen, dan pirol.
1.      Tatanama Senyawa Heterosiklik
Dalam hal ini, banyak senyawa heterosiklik mempinyai nama trivial yang tidak mungkin diganti dengan nama sistematis, walaupun tatanama sistematis masih bisa dipertimbangkan. Oleh karena itu, perlu diuraikan sacara ringkas peraturan-peraturan yang diterima oleh IUPAC untuk memberikan nama pada heterosiklik monosiklik dan polisiklik yang memiliki satu atu lebih heteroatom.
a.       Lingkar Monosiklik
Adapun peraturannya yaitu sebagai berikut:
·         Ukuran lingkar dilambangkan dengan perkataan pokok ir, et, ol, in, ep, os, on, atau es untuk lingkar 3-10.
·         Jenis heteroatom ditandai dengan awalan oksa, tia, aza untuk oksigen, sulfur, dan nitrogen, dua sulfur dan dua nitrogen.
·         Derajatt ketidak jenuhan biasanya disebut pada akhiran.
·         Cara pemberian nomor dimulai dari heteroatom dan terus berputas kea rah gugus ganti yang paling dekat atau gugus heteroatom yang lain.
·         Senyawa hetero siklik yang diturunkan sebagai hasil hidrogenasi, penamaannya mengacu pada nama induknya dengan menambahkan awalan dihidro atau tetrahidro.
b.      Senyawa Heterosiklik Lingkar 3
Senyawa heterosiklik dengan lingkar 3 atom pada cincin lebih reaktif karena tarikan cincin. Senyawa yang memiliki sati heteroatom pada umumnya lebih stabil. Senyawa dengan dua heteroatom lebih biasa muncul sebagai zat antara reaktif. Heterosiklik lingkar 3 yang umumnya adalah sebagai berikut:
Heteroatom: 1. Nitrogen= junuh: Aziridina
2.   Oksigen=  jenuh: Etilena Oksida (Epoksida, Oksirana);
     tak jenuh: Oksirena
3.   Sulfur = jenuh: Tirana (Episulfida)
c.       Senyawa Heterosiklik lingkar 4
Heterosiklik lingkar 4 yang umumnya adalah sebagai berikut:

Heteroatom: 1. Nitrogen = jenuh; Azetidina
                     2. Oxygen = jenuh: Oksetana
                     3. Sulfur = jenuh: Tietana, Ditietana ; tak jenuh: Ditiet


  
d.      Senyawa Heterosikllik Lingkar 5 dengan Satu Heteroatom
Senyawa heterosiklik lingkar lima seperti pirola, turan, dan liofena, tidak begitu reaktif misalnya, tiofena yang tidak mengalami oksidasi tipe sulfide dan pirola tidak mempunyai sifat-sifat basa seperti amina. Dan sebaliknya, senyawa heterosiklik ini dan turunan-turunannya akan mengalami substitusi elektrofilik
Hidrokarbon dapat lebih diklasifikasikan menjadi empat jenis berdasarkan sttrukturnya, diantaranya adalah:eperti nitrasi, sulfonasi, halogenasi, asilasi, dll.
Prola, furan dan tiofena mempunyai sifat-sifat dan tenaga resonansi yang hampir sama dengan benzene.
         Furan
Perlu diketahui bahwa, dalam suhu kamar furan berbnetuk zat cair yang tidak berwarna. Reaksi-reaksi substitusi terhadap furan memperlihatkan sifat-sifat seperti benzene, yaitu substitusi elektrofilik. Beberapa reaksi substitusi pada furan yaitu:
Reaksi brominasi furan oleh Br2 menghasilkan reaksi substitusi pada kedudukan 2 pada inti furan.
         Tiofena
Tiofena merupakan zat cair, ttidak berwarna dan tahan terhadap pengaruh KMnO4. Reaksi substitusi elektrofilik terhadap tiofena berlangsung lenih mudah dari pada reaksi substitusi elektrofilik pada benzene.
Beberapa cara pembuatan tiofena adalah sebagai berikut:
1.      Mengalirkan asetilena pada piriet (FeS) pada temperature 3000c. terbentuklah zat cair yang menyerupai ter yang sebagian besar terdapat dari tiofena.
2.      Pemanasan campuran Na suksinat dengan P2S3. Maka akan terjadi reaksi yang hebat dan terbentuk zat cair yang sebagian besar terdiri dari tiofena.
3.      Pemanasan n-butana dengan adanya belerang pada 5600c
Sifat-sifat dan reaksi-reaksi tiofena;
Tahan terhadap pengaruh KMnO4
Reaksi substitusi elektrofilik pada tiofena berlangsung lebih cepat dari pada substitusi pada benzene.
         Pirola
Pirola merupakan zat cair yang tidak berwarna dan tidak dapat larut di dalam air. Pirola terdapat terdapat dalam minyak yang berasl dari tulang hewwan yang disebut minyak dippel. Minyak ini baunya tidak sedap, yang diperoleh dari hasil distilasi kering darri tulang hewan dan terdiri dari senyawa-senyawa  heterosiklik yang mengandung N2 diantaranya adalah pirola.
Reaksi-reaksi pirola adalah sebagi berikut:
1.      Reaksi reduksi
Pirola dapat menghasilkan pirolidin oleh reaksi adisi katalis.
2.      Reaksi substitusi
Bila pirola dipanaskan dengan logaam alkali pirola akan berubah menjadi pirol-k teriikat pada atom N. Bila senyawa ini direaksikan dengan alkil iodide, maka atom K akan diganti oleh gugus alkil.
3.      Pembentukan senyawa Azo
Reaksi dengan garam diazonium akan menghasilkan senyawa azo.
Sifat Kimia Pirola, Furan, dan Tiofena
Pada kereaktifan heterosiklik tinjauan ditujukan pada sifat kearomatisan dimana reaksi yang terjadi adalah reaksi substitusi elelktrofilik serta nukleofilik dan bukan reaksi adisi. Pertama, dipertimbangkan sifat asam dan basanya.
      Sifat asam
Pirola mempunyai sifat asam lemah dan dapat menghasilkan garam dengan ligam alkali. Pirola bersifat asam terdapat dua alasan yaitu; adanya kestabilan sistem elektron n pada anionnya, dan sifat s yang ada dalam ikatan N-H pada pirola cukup kuat, sehingga electron ikatan lebih kuat ditarik oleh nitrogendan hidrogennya dibiarkan tertinggal sebagai proton.
      Sifat basa
Karena pada dsarnya senyawa hidrosiklik selalu mengandung pasangan electron menyendiri pada heteroatomnya kecuali tiofena, pada prinsipnya tiap molekul hetersiklik dapat bersifat basa kecuali tiofena yaitu dapat mengikat proton atau asam lewis pada heteroatom
4.      Reaksi adisi
Pirola, furan dan tiogena m,udah terjadi reaksi hidrogebasi, sama seperti senyawa aromatic lain. khusus untuk tiofena mempunyai kelemahan yaitu dapat bereaksi dengan sebagian katalis tertentu sehingga mengurangai kereaktifan katalis tersebut.
e.       Heterosiklis Lingkar 6 : piridina
Piridina termasuk senyawa heterosiklik lingkar 6 dengan satu hetero atom nitrogen dan lima atom karbon. Senyawa ini beberapa derivatnya terdapat dalam batubara. Piridina merupakan zat cait tidak berwarna yang mudah larut dalam air. Struktur piridina sangat menyerupai struktur benzene. Kestabilan piridina sangat jelas disebabkan oleh dislokalisasi electron n yang berada pada atom karbon masing-masing satu electron dan satu electron lagi pada atom nitrogen.
f.       Senyawa heterosiklik dengan poliheteroatom
Terdapat beberapa senyawa heterosiklik lingkar 5 dan lingkar 6 yang mengandung dua atau lebih heteroatom di dalam lingkarannya. Senyawa-senyawa ini sangat penting karena sering ditemukan sebagai senyawa hasil alam, kandungan obat sintesis dan zat warna sintesis.